bharada

Pohon Jengkol – Asal, Morfologi, Faedah Dan Budidaya

Pohon Jengkol – Asal, Morfologi, Faedah Dan Budidaya
Pohon Jengkol – Asal, Morfologi, Faedah Dan Budidaya

Selain petai, jengkol atau jering adalah bahan masakan yang memiliki aroma khas. Jengkol merupakan buah yang dihasilkan oleh pohon dari daerah tropis di Asia Tenggara, adalah Archidendron pauciflorum atau yang disebut juga Archidendron jiringa, Pithecellobium jiringa dan Pithecellobium lobatum





Meski mengonsumsi olahan jengkol seperti semur jengkol akan meninggalkan busuk menyengat pada verbal, tetapi bagi penggemar buah jengkol hal tersebut tidak menjadi persoalan.





Tumbuhan jengkol yakni jenis pohon liar yang dapat berkembang dimana saja selama sesuai dengan habitatnya. Pohon jengkol juga memiliki bermacam-macam manfaat, utamanya pada sektor kesehatan dan pertanian. Akan namun, tumbuhan ini juga memiliki bahaya fatal kalau dimakan secara berlebihan.






Taksonomi





Tumbuhan yang tergolong keluarga polong-polongan secara ilmiah diklasifikasikan selaku berikut:





Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Fabales
Famili Fabaceae
Genus Archidendron
Spesies Archidendron jiringa




Asal





Tidak ada sumber niscaya yang menyebutkan negara mana yang menjadi asal dari pohon jengkol. Namun para ilmuan setuju bahwa tanaman beraroma khas ini berasal dari negara-negara tropis di kawasan Asia Tenggara, seperti Myanmar, Thailand, Malaysia, dan juga Indonesia.





Sebaran





Tumbuhan dengan wangi menyengat ini tersebar di berbagai daerah Asia Tenggara. Mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Di tiap-tiap negara, faedah tumbuhan ini juga berlainan-berlawanan.





Pohon jengkol merupakan ungkapan yang digunakan oleh penduduk Indonesia, sementara di Malaysia flora ini dikenal dengan nama jering, di Myanmar disebut da nyin thee, serta di Thailand jengkol disebut luk nieng atau luk neang.





Habitat





Pohon jengkol ialah tumbuhan asli daerah tropis tempat Asia Tenggara. Pada iklim ini, tanaman jengkol membutuhkan cukup pasokan air serta hidup di lingkungan yang lembab. Akan tetapi, tumbuhan jengkol tetap memerlukan intensitas cahaya matahari yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya.





Pohon jengkol yaitu jenis tanaman yang mampu menyesuaikan diri hampir diseluruh kawasan tropis. Selain itu, tanaman ini mampu berkembang secara liar, contohnya di pekarangan rumah atau areal persawahan. Oleh karena itu, masyarakat yang membudidayakan jengkol biasanya tidak melaksanakan perawatan khusus.





Morfologi





Pohon jengkol tergolong jenis tanaman semak berkayu yang dapat berkembang tinggi. Tanaman ini mampu berkembang hingga meraih ketinggian 20 meter. Batangnya berkembang tegak, berupa bundar, dan berwarna cokelat gelap. Tekstur kulit batang pohon terasa licin kalau diraba dengan tata cara percabangan simpodial.





pohon jengkol




Daun pohon jengkol merupakan jenis daun beragam yang tumbuh secara berhadapan antara satu sama lain. Daun ini berbentung lonjong dengan bagian pangkal membulat, sedangkan ujungnya runcing. Panjang daun jengkol sekitar 10 cm sampai 20 cm dan lebarnya sekitar 5 cm hingga 15 cm. Sistem pertulangan daun ialah menyirip berwarna hijau.





Bunga jengkol yakni jenis bunga majemuk yang berkembang di wilayah ujung batang atau ketiak daun. Pertumbuhan bunga ini mirip struktur tandan. Terdapat tangkai berskala sekitar 3 cm yang menjadi tempat tumbuh bunga.





Sementara itu, bunga jengkol mempunyai warna ungu, sedangkan mahkota bunga yang dimiliki berupa lonjong dan berwarna putih kekuning-kekuningan. Benang sarinya berwarna kekuningan dan putiknya berupa silindris dengan warna yang sama.





Selain bunga, pohon ini juga menciptakan buah dan biji. Bagian inilah yang paling disenangi oleh penduduk Asia Tenggara. Buah jengkol berwarna cokelat kehitaman dengan bentuk lingkaran pipih. Di dalam buah ini terdapat biji yang merupakan jenis biji berkeping dua.





Status Kelangkaan





Pohon jengkol merupakan salah satu jenis flora yang mudah beradaptasi dan mampu berkembang secara liar. Belum ada data dari IUCN maupun CITES yang mengkategorikan jengkol dengan status langka maupun terancam punah.





Manfaat & Bahaya Jengkol





Biji yang dihasilkan pohon jengkol mempunyai manfaat sekaligus ancaman bagi kesehatan. Di satu sisi, flora ini sungguh disukai oleh penduduk berkat kekhasan rasa dan aromanya, meskipun sebagian orang terusik saat mencium aroma jengkol.





jering




Biji jengkol secara ilmiah juga mempunyai efek negatif bagi tubuh. Bahaya tersebut dapat timbul jikalau jumlah jengkol yang dikonsumsi terlalu berlebihan. Di dalam jengkol terdapat kandungan asam jengkolat yang mampu memicu penumpukan kristal pada akses urin.





Berikut ini adalah beberapa manfaat lazim dari tanaman jengkol, khususnya bagi bidang kesehatan dan pertanian.





1.
Kesehatan





Meski mengandung senyawa berbahaya, ternyata pohon jengkol mempunyai manfaat besar kepada kesehatan badan. Manfaat ini mampu diperoleh jika acuan dan cara mengonsumsi jengkol dilakukan dengan baik. Salah satu manfaat jengkol bagi kesehatan ialah mampu menertibkan kadar gula dalam darah, serta menjaga kesehatan jantung.





Selain itu, kandungan jengkol yang tinggi vitamin, mineral, serat dan asam jengkolat menjadi sumber nutrisi yang baik untuk badan. Bahkan penelitian menyebutkan bahwa protein yang terkandung di dalam jengkol lebih banyak dibanding dari kacang hijau.





Dalam 100 gram jengkol terdadapat kandungan gizi selaku berikut:






  • 133 kkal energi




  • 23,3 gram protein




  • 20,7 gram karbohidrat




  • 240 SI Vitamin A




  • 0,7 mg Vitamin B




  • 80 mg Vitamin C




  • 166,67 mg Fosfor




  • 140 mg Kalsium




  • 4,7 mg Zat Besi




  • 49,5 gram Air.





Biji jengkol yang mengandung asam amino mampu menjadi racun dan menjadikan djenkolism, seperti kejang otot, pirai, retensi urin dan gagal ginjal akut.





2. Pertanian dan Perkebunan





Di bidang pertanian, bab jengkol yang dimanfaatkan yakni kulitnya.Para petani lazimmenyimpan kulit buah jengkol selama beberapa waktu, kemudian membuatnya selaku materi pestisida alami untuk menolong mengusir hama flora perkebunan dan pertanian.





Budidaya Jengkol





Bagi yang akan menanam jengkol di halaman maupun pekarangan rumah, berikut yakni cara menanam jengkol yang dapat kita ikuti.





jengkol




1. Syarat Tumbuh





Budidaya jengkol diawali dengan memahami syarat tumbuh tumbuhan. Jengkol mampu berkembang dengan baik pada kawasan dataran rendah hingga ketinggian 1.000 mdpl.





Jenis tanah yang baik yaitu tipe latosol, bila jengkol ditanam di tanah berpasir maka pertumbuhannya tidak akan optimal. Berdasarkan tata cara Schimdt Ferguson, habitat pohon jengkol cocok berada di daerah beriklim C dan D dengan keadaan lembab atau agak lembab. Tumbuhan jengkol tidak terlalu cocok dengan keadaan kemarau yang panjang.





2. Karakteristik





Tanaman yang dapat berkembang hingga 26 meter ini mempunyai cabang yang menyebar dan terlihat tidak terlalu rimbun. Buah jengkol muda berupa gepeng dan bila telah tua akan terisi cembung. Dalam setiap polong lazimnya terisi 5 sampai 7 biji jengkol dengan kulit ari tipis berwarna cokelat.





3. Perbanyakan / Pembibitan





Kita mampu mendapatkan bibit jengkol secara generatif (biji) atau vegetatif (cangkok). Perbanyakan dengan cara generatif mampu berasal dari biji yang telah tua dan jatuh secara alami. Biji tersebut selanjutnya ditanam pada polybag berisi adonan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.





Setelah 2 minggu, biji akan mengeluarkan akar dan tunas. Jika telah cukup besar, bibit jengkol mampu dipindah ke lahan yang lebih luas.





Sedangkan untuk cara vegetatif, kita mampu melaksanakan teknik okulasi. Kita perlu merencanakan 2 bibit jengkol lalu di kupas sampai bersih, kemudian kedua bibit ditempelkan tepat pada sayatan, serta di ikat dengan tali plastik.





Setelah 3 atau 4 ahad, plastik ikatan dapat dilepas lalu gores sedikit pada bagian yang ditempel. Jika goresan nampak hijau, berarti okulasi berhasil. Akan namun bila ukiran berwarna hitam, maka okulasi gagal. Okulasi yang sukses ditandai dengan tumbuhnya tunas baru pada batang yang ditempel.





Setelah itu, sisakan tunas dengan memotong daun dan batang pada bab atas bibit. Bila tunas berkembang semakin besar, maka mampu dipindah ke lahan tanam.





4. Penanaman Jengkol





Lahan tanam harus dibersihkan dari rumput, semak, dan tumbuhan pengganggu dengan cara mencangkul atau membajak dengan traktor. Kemudian dialnjutkan dengan menciptakan lubang tanam berskala 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Pada setiap lubang diberi pupuk sangkar dan didiamkan selama 1 ahad.





Tanamlah bibit jengkol pada waktu pagi atau sore pada cuaca cerah. Letakkan bibit berusia 3 atau 4 bulan setelah melepas plastik polybag yang membungkus tanahnya dan timbun dengan tanah kemudian padatkan.





Penanaman seharusnya dijalankan pada awal animo hujan supaya tumbuhan cukup air dan berada dalam keadaan tanah yang lembab.





5. Perawatan Pohon Jengkol





Agar flora jengkol menciptakan buah yang lebat, dibutuhkan kegiatan penyiangan , pemupukan, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan dikerjakan dengan membasmi gulma dengan mencangkul tanah atau menggunakan herbisida.





Tanaman jengkol dapat diberi pupuk semoga keperluan unsur haranya terpenuhi. Kita mampu melakukannya pada awal isu terkini hujan, yaitu adonan pupuk sangkar, urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 2:1:1:1.





Pemangkasan dilakukan dikala pohon jengkol berumur 2 sampai 3 tahun agar pohon tidak berkembang terlalu tinggi, percabangan tumbuh seimbang dan menerima sinar matahari yang cukup. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit juga perlu dilaksanakan. Beberapa hama perkebunan jengkol yakni semut, tupai dan ular. Sedangkan penyakit yang kerap menyerang yakni jamur dan blendok.





6. Panen Jengkol





Pohon jengkol yang berasal dari bibit vegetatif dan berusia 4 sampai 5 tahun lazimnya sudah menciptakan buah yang dapat dipanen. Namun pada bibit generatif, pemanenan dikerjakan pada usia pohon 7 atau 8 tahun. Jika dirawat dengan baik, jengkol mampu terus berproduksi sampai berumur 30 tahun.


Advertisement

Iklan Sidebar